LAPORAN LENGKAP
Nama : Nurul Husna A
Kelas/Nis : III.A / 124865
Kelompok : A.2.3
Tanggal : 24 Maret 2015
Judul Penetapan : Penetapan Kadar Asam Bebas Dalam Pupuk ZA
Tujuan Penetapan : untuk mengetahui kadar asam bebas
pada pupuk ZA
Dasar Prinsip :
Keasaman bebas dapat dititrasi langsung dengan NaOH 0,1 N dengan indicator MM dan MB (1:1)
Reaksi :
Landasan Teori :
PUPUK
Pupuk
adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik.[1] Material pupuk dapat berupa bahan organik
ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk
mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, sementara suplemen sepertihormon tumbuhan membantu kelancaran
proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk
buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam
pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar
tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau
terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat
diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis
pupuk organik adalah kompos.
Macam-macam pupuk
Dalam
praktik sehari-hari, pupuk biasa dikelompok-kelompokkan untuk kemudahan
pembahasan. Pembagian itu berdasarkan sumber bahan pembuatannya, bentuk
fisiknya, atau berdasarkan kandungannya.
a. Pupuk berdasarkan sumber bahan
Dilihat
dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk
organik atau pupuk alami (misal pupuk kandang dan kompos) dan (2) pupuk
kimia atau pupuk buatan. Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat
dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan
pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari
bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada pupuk
organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik
sukar ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah
ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air
secara efektif.
b. Pupuk berdasarkan bentuk fisik
Berdasarkan
bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair.
Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau
kristal. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan.
Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media tanam, sementara pupuk
cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman.
c. Pupuk berdasarkan kandungannya
Terdapat
dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk
majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk
majemuk paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula
pengelompokan yang disebut pupuk mikro, karena mengandung hara mikro
(micronutrients). Beberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga
diberi campuran zat pengatur tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan
efektivitas penyerapan hara yang diberikan.
ü “PUPUK ZA”
Ammonium
Sulfat (ZA) merupakan salah satu jenis pupuk sintetis yang mengandung
unsur hara N. Pupuk ammonium sulfat dikenal juga dengan nama ZA
(Zwavelzure Amonium). Unsur hara N yang berasal dari Urea dan ZA
merupakan hara makro utama bagi tanaman selain P dan K dan seringkali
menjadi faktor pembatas dalam produksi tanaman. Menurut Gardner dkk.
(1991), defisiensi N membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel. N
berperan sebagai bahan penyusun klorofil dan asam amino, pembentuk
protein, esensial bagi aktivasi karbohidrat, dan komponen enzim, serta
menstimulasi perkembangan dan aktivitas akar serta meningkatkan
penyerapan unsur-unsur hara yang lain (Olson dan Kurtz, 1982). Pupuk ZA
dibuat dari gas amoniak dan gas belerang. Persenyawaan kedua zat
tersebut menghasilkan pupuk ZA yang mengandung N 20,5 sampai 21%,
bersifat tidak higroskopis. Menurut Hilman dkk. (1993, dalam
Widyastuti, 1996), pupuk N dalam bentuk ammonium sulfat (ZA) yang
diberikan ke dalam tanah pertama-tama akan diserap (adsorpsi) oleh
kompleks koloid tanah dan bentuk N (NH4+) cenderung tidak hilang dan
tercuci air, sedangkan urea dapat segera larut dalam air. Tahap akhir
dalam proses pembuatan pupuk ZA adalah pengeringan. Pengeringan adalah
proses untuk menghilangkan sejumlah cairan volatileyang terdapat dalam
padatan dengan cara evaporasi. Dalam industri pupuk seperti ammonium
sulfat (ZA), superfosfat (SP), dan natrium fosfat kalium (NPK), proses
pengeringan biasanya dilakukan dengan menggunakan rotary dryer. Untuk
dapat mendesain dan menganalisa kinerja suatu rotary dryer, perlu
diketahui terlebih dahulu karakteristik pengeringan bahan padat yang
dikeringkan. Hal ini dapat dilaksanakan secara eksperimen dengan
menggunakan alat tray dryer. Penelitian untuk memperoleh data
karakteristik telah dilakukan oleh sejumlah peneliti, antara lain :
pengeringan limbah padat dari ekstraksi minyak zaitun oleh Doymaz et al
(2003), pengeringan ampas wortel oleh Singh et al (2006), pengeringan
biji anggur oleh Roberts et al (2008), dan pengeringan limbah padat
tapioka oleh Dedi dkk (2009).
Kandungan pupuk Za
Pupuk
ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %.Kandungan nitrogennya
hanya separuh dariUrea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan
sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur
ini.Terdiri dari senyawa Sulfur dalam bentuk Sulfat yang mudah diserap
dan Nitrogen dalam bentuk amoniumyang mudah larut dan diserap tanaman.
Spesifikasi dari Pupuk Za (SNI 02-1760-2005)
Menurut (SNI
02-1760-2005) pupuk Za memiliki spesifikasi sebagai berikut:Nitrogen
minimal 20,8%, Belerang minimal 23,8%, Kadar air maksimal 1%, Kadar Asam
Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%, Bentuk Kristal dan berwarna
putih
Sifat
dan keunggulan pupuk Za (SNI 02-1760-2005) yaitu :Tidak higroskopis,
Mudah larut dalam air, Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan,
Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama, Dapat
dicampur dengan pupuk lain, Aman digunakan untuk semua jenis tanaman,
Meningkatkan produksi dan kualitas panen, Menambah daya tahan tanaman
terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan, Memperbaiki rasa dan
warna hasil panen
Cara Penggunaan Pupuk ZA
Pupuk ZA sangat dianjurkan sebagai pupuk dasar dan
pupuk susulan untuk semua jenis tanaman. (Unsur hara Belerang dibutuhkan
tanaman sejak awal pertumbuhan), Pupuk ZA dapat dicampur dengan pupuk
yang lain.
Alat dan Bahan :
Alat :
· Erlenmeyer
· Erlenmeyer
· Spatula
· Neraca
· Pipet tetes
· Buret
· Statif
Bahan :
· Pupuk ZA
· Pupuk ZA
· Indikator MM:MB (1:1)
· Aquadest
· NaOH 0.1 N
Cara kerja :
Cara kerja :
-Ditimbang 5 gram contoh ke dalam erlenmeyer
-Dibubuhi air,dilarutkan 25 ml lalu dihomogenkan
-Dibubuhi indikator MM : Mb ( 1 : 1 )
-Dititar dengan NaOH 0,1 N sampai titik akhir (hijau-biru)
-Dibubuhi air,dilarutkan 25 ml lalu dihomogenkan
-Dibubuhi indikator MM : Mb ( 1 : 1 )
-Dititar dengan NaOH 0,1 N sampai titik akhir (hijau-biru)
Pengamatan :
Bobot sample : 3.0204 g
Normalitas NaOH : 0.0843 N
Volume penitar : 0,2 ml
Normalitas NaOH : 0.0843 N
Volume penitar : 0,2 ml
Warna Titik Akhir : Hijau
Perhitungan :
Kadar asam bebas = V NaOH × N NaOH × Mr H2SO4 ×100%
Kadar asam bebas = V NaOH × N NaOH × Mr H2SO4 ×100%
mg Contoh
= 0,2 ml × 0,0843 mmol/ml × 98 mg/mmol ×100%
3020,4 mg
= 0,05 %
Kesimpulan : Dari hasil pengamatan di dapatkan hasil bahwa kadar asam bebas dalam sampel pupuk ZA adalah 0,05 %
http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_ZA/diakses01mei2015
Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_ZA/diakses01mei2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar