Kamis, 30 April 2015

Uji Biuret pada sampel pupuk ZA , NPK dan Urea

LAPORAN  LENGKAP

 

Nama                                    :   Nurul Husna A

Kelas/Nis                              :   III.A / 124865

Kelompok                             :  A.2.3

Tanggal                                 :  24 Maret 2015


Judul Penetapan                :   Penetapan Uji Biuret Dalam Sampel Pupuk  ZA , Urea Dan NPK

Tujuan Penetapan               :   Untuk mengetahui apakah pupuk ZA , urea dan NPK mengandung protein

 Dasar Prinsip                        : 

2molekul Urea pada suhutinggi bergabung atau berpolimerisasi membentuk senyawabiuret. Keberadaannya dapat diketahui dari reaksi biuret dengan garam tembaga kompleks membentuk kompleks yaengberwarna lembayung

 

Reaksi                                 :



Landasan Teori                      :

 

“UJI BIURET”

                Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan molekul air sehingga disebut reaksi kondensasi. Dengan adanya dua molekul asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dan membentuk molekul protein. Ikatan peptida tersebut yang akan bereaksi dengan reagen biuret menghasilkan perubahan warna. Reaksi positif uji biuret ditunjukkan dengan munculnya warna ungu atau merah muda akibat adanya persenyawaan antara Cu++ dari reagen biuret dengan NH dari ikatan peptida dan O dari air. Semakin panjang ikatan peptida (banyak asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna ungu, semakin pendek ikatan peptida (sedikit asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna merah muda.











 

 

Reaksi diatas merupakan Reaksi Kondensasi      


PUPUK UREA



PUPUK UREA (SNI 02-2801-1998)

Spesifikasi

o    Kadar air maksimal 0,50%

o    Kadar Biuret maksimal 1%

o    Kadar Nitrogen minimal 46%

o    Bentuk butiran tidak berdebu

o    Warna putih (non subsidi)

o    Warna pink untuk Urea Bersubsidi 

o    Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg



Sifat Pupuk Urea

o    Higroskopis

o    Mudah larut dalam air



Manfaat unsur hara Nitrogen yang dikandung pupuk Urea

o    Membuat bagian tanaman lebih hijau dan segar

o    Mempercepat pertumbuhan

o    Menambah kandungan protein hasil panen



Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen pada tanaman

o    Seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan

o    Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil

o    Daun tua berwarna kekuningan. Pada tanaman padi dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun

o    Pertumbuhan buah tidak sempurna seringkali masak sebelum waktunya

o    Jika dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari bagian bawah tanaman terus ke bagian atas tanaman.

 
 Manfaat dan Fungsi Pupuk Urea
Apa saja manfaat pupuk urea. Perlu diketahui bahwa pupuk urea mengandung nitrogen dalam jumlah yang tinggi. Unsur nitrogen di dalam Pupuk urea sangat bermanfaat bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Manfaat lainnya?

  •      Pupuk Urea membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. Nitrogen juga membantu tanaman sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau daun yang berlimpah, tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis.
  •      Pupuk Urea juga mempercepat pertumbuhan tanaman. Kondisi tanaman akan makin tinggi, dengan jumlah anakan yang banyak.
  •       Pupuk Urea juga mampu menambah kandungan protein di dalam tanaman.
  •      Pupuk urea bersifat universal. Pupuk ini dapat digunakan untuk semua jenis tanaman. Urea dapat ditambahkan untuk tanaman darat maupun air.
  •      Pupuk Urea juga baik untuk tanaman pangan, tanaman holtikultura, tanaman usaha perkebunan, tanaman di sekitar peternakan dan juga tanaman di sekeliling usaha perikananan.



Kekurangan Unsur Hara Nitrogen

Ketika sebuah tanaman mengalami kekurangan zat nitrogen, maka tanaman tersebut akan mengalami beberapa gejala yang bisa diamati secara fisik.

Gejala-gejala tersebut antara lain?

  1.      Kekurangan nitrogen membuat keadaan daun tanaman berwarna pucat hingga kekuning-kuningan.
  1.       Bila kekurangan nitrogen semakin parah, maka daun tuatanaman tersebut akan berwarna kekuning-kuningan dimulai dari ujung daun dan menjalar hingga ke tulang daun.
  1.       Bila kondisi kekurangan nitrogen terus dibiarkan, maka daun akan menjadi kering, keadaan ini diawali dari daun bagian bawah sampai daun bagian atas.
  1.       Kondisi tanaman yang kekurangan nitrogen sejak awal, menimbulkan tanaman lambat tumbuh dan kerdil.
  1.       Akibat kekurangan nitrogen pada buah, yaitu keadaan buah tidak sempurna, sering kali buah masak masak sebelum waktunya atau sebelum ukurannya sesuai.
 
PUPUK NPK



Peranan Pupuk NPK

Pertumbuhan tanaman selalu membutuhkan unsur hara dalam menghasilkan akar, batang, daun, bunga, dan buah sebagai menghasilkan produksi buah yang sesuai, dari segi tersebut unsur hara N,P,dan K sangat di butuhkan dalam jumlah besar dan stabil, dari tersebut ada dampak kelebihan dan kekurangan unsur hara NPK.

Fungsi dari unsur hara tersebut, yaitu unsur hara N adalah sebagai bahan pembangun asamamino/protein/enzim, asam nucleat, nucleo-pro-tein, dan alkaloid. Defisiensi N akan membatasi pembelahan dan perbesaran sel. Selain itu fungsi N dalam proses fisiologi dan biokimia tanaman, yaitu menjaga kapasitas fotosintesis. Kekurangan suplai unsur hara N berakibat menurunnya laju tumbuh tanaman laju fotosintesis bersih, dan nisbah luas daun tanaman, sehingga berakibat terhadap peningkatan rasio akar-pupus tanaman.

Fungsi unsur hara P pada proses fisiologi dan biokimia tanaman, yaitu mengaktifkan proses metabolisme tanaman, mengatur keseimbangan senyawa pengatur tumbuh endogen/alami, mengatur partisi dan translokasi fotosintat, dan keseimbangan antara pati dan sucrose. Kekurangan unsur hara P mengakibatkan aktivitas metabolisme sel terganggu, yaitu prosesfotosintesis dan keseimbangan antara pati dansukrose. Kekurangan P berakibat pada terganggunya oksidasi karbohidrat dan menurunkan resistensi tanaman terhadap kekeringan.

Unsur hara K berfungsi sebagai aktivator 46macam enzim, berperandalam proses fotosintesis, peningkatan indeksluas daun dan meningkat kantranslokasi fotosintat dari sumber ke penerima

Unsur kimia atau organik NPK sangat di butuhkan pada tanaman, sebagai pemacu tanaman terhadap unsure lain, unsure N, P, dan K merupakan unsur hara yang sulit di dapatkan di dalam tanah, unsure tersebut hanya di peroleh dasar laut maka karena tanaman membutuhkan unsure tersebut, terpaksa atau tidak nya unsure kimia yang di gunakan sebagai pertumbuhan tanaman dalam penyediaan  tanah.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan uraian lengkap mengenai peran Pupuk NPK pada tanaman :



Peranan N,P dan K

Ketiga unsur ini mempunyai peran yang sangat penting terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, dimana ketiga unsur ini saling berinteraksi satu sama lain dalam menunjang pertumbuhan tanaman, unsur nitrogen dapat diperoleh dari pupuk Urea dan ZA. unsur P dari pupuk TSP/SP-36, sedangkan K dalam KCI dan ZK.



A.   Peranan Nitrogen

Unsur N adalah merupakan unsur yang cepat kelihatan pengaruhnya terhadap

tanaman. Peran utama unsur ini adalah :

1.    Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan merangsang pertunasan.

2.    Memperbaiki kualitas, terutama kandungan proteinnya.

3.    Menyediakan bahan makanan bagi mikroba (jasad renik)

4.    Merangsang pertumbuhan vegetatif (batang dan daun).

5.    Meningkatkan jumlah anakan

6.    Meningkatkan jumlah bulir/ rumpun (Pada padi)



Kurang unsur N menyebabkan:

1.    Pertumbuhannya kerdil

2.    Daun tampak kekuning-kuningan

3.    Sistem perakaran terbatas



Kelebihan unsur N menyebabkan tanaman:

1.    Pertumbuhan vegetatif memanjang (lambat panen)

2.    Mudah rebah

3.    Menurunkan kualitas bulir. (Pada padi)

4.    Respon terhadap serangan hama/ penyakit.



B.   Peranan Posfor

Secara detail fungsi posfor dalam pertumbuhan tanaman sukar di utarakan,

namun demikian fungsi-fungsi utama posfor dalam pertumbuhan tanamanadalah

sebagai berikut :

1.    respirasi dan fotosintesis

2.    penyusunan asam nukleat

3.    pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah.

4.    Perangsang perkembangan akar, sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan, dan,

5.    Mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko keterlambatan waktu panen.

6.    Memacu terbentuknya bunga, bulir pada malai (Pada padi)

7.    Menurunkan aborsitas

8.    Perkembangan akar halus dan akar rambut (Pada padi)

9.    Memperkuat jerami sehingga tidak mudah rebah (Pada padi)

10. Memperbaiki kualitas gabah (Pada padi)



Kekurangan posfor menyebabkan tanaman :

1.    Pertumbuhan kerdil

2.    Jumlah manakan sedikit  

3.    Daun meruncing berwarna hijau gelap

 
 
“PUPUK ZA”
Ammonium Sulfat (ZA) merupakan salah satu jenis pupuk sintetis yang mengandung unsur hara N. Pupuk ammonium sulfat dikenal juga dengan nama ZA (Zwavelzure Amonium). Unsur hara N yang berasal dari Urea dan ZA merupakan hara makro utama bagi tanaman selain P dan K dan seringkali menjadi faktor pembatas dalam produksi tanaman. Menurut Gardner  dkk.  (1991), defisiensi N membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel. N berperan sebagai bahan penyusun klorofil dan asam amino, pembentuk protein, esensial bagi aktivasi karbohidrat, dan komponen enzim, serta menstimulasi perkembangan dan aktivitas akar serta meningkatkan penyerapan unsur-unsur hara yang lain (Olson dan Kurtz, 1982). Pupuk ZA dibuat dari gas amoniak dan gas belerang. Persenyawaan kedua zat tersebut menghasilkan pupuk ZA yang mengandung N 20,5 sampai 21%, bersifat tidak higroskopis. Menurut Hilman  dkk. (1993,  dalam Widyastuti, 1996), pupuk N dalam bentuk ammonium sulfat (ZA) yang diberikan ke dalam tanah pertama-tama akan diserap (adsorpsi) oleh kompleks koloid tanah dan bentuk N (NH4+) cenderung tidak hilang dan tercuci air, sedangkan urea dapat segera larut dalam air. Tahap akhir dalam proses pembuatan pupuk ZA adalah pengeringan.  Pengeringan adalah proses untuk menghilangkan sejumlah cairan volatileyang terdapat dalam padatan dengan cara evaporasi. Dalam industri pupuk seperti ammonium sulfat (ZA), superfosfat (SP), dan natrium fosfat kalium (NPK), proses pengeringan biasanya dilakukan dengan menggunakan rotary dryer. Untuk dapat mendesain dan menganalisa kinerja suatu  rotary dryer, perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik pengeringan bahan padat yang dikeringkan. Hal ini dapat dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan alat  tray dryer. Penelitian untuk memperoleh data karakteristik telah dilakukan oleh sejumlah peneliti, antara lain : pengeringan limbah padat dari ekstraksi minyak zaitun oleh Doymaz et al (2003), pengeringan ampas wortel oleh Singh et al (2006), pengeringan biji anggur oleh Roberts et al (2008), dan pengeringan limbah padat tapioka oleh Dedi dkk
 
 
Alat dan Bahan                  :
    a.      Alat
Ø  Tabung reaksi
Ø  Labu semprot
Ø  Pipet tetes
Ø  Gelas piala
   b.      Bahan
Ø  Sampel pupuk Urea
Ø  Sampel pupuk ZA
Ø  Sampel pupuk NPK
Ø  Susu
Ø  Alkohol
Ø  CuSO4 1 %
Ø  NaOH 30 %
 

Cara kerja                           :
1.      Dimasukkan contoh sampel ke dalam tabung reaksi
2.      Dilarutkan dengan aquadest netral
3.      Dibubuhi masing-masing 1 ml alkohol, CuSO4, dan NaOH
4.      Dibuat pembanding dengan menggunakan susu
5.      Warna lembayung menunjukkan adanya senyawa Biuret pada sampel

Pengamatan                      :
               Sampel pupuk Urea          =  + (protein)
               Sampel pupuk ZA             =  +(protein)
               Sampel pupuk NPK          =  - (tidak mengandung protein)
Kesimpulan                        :
                                             Dari pengamatan dapat disimpulkan bahwa dalam sampel pupuk ZA dan Urea (+) mengandung protein sedangkan sampel pupuk NPK (-) tidak mengandung protein

Senin, 20 April 2015

Uji pH pada pupuk



Laporan Lengkap

Nama                                     :           Nurul Husna A

NIS                                         :           124865

Kelas                                      :           III – A

Kelompok                              :           A2.3

Tanggal Praktikum              :           24 Maret 2015

Judul Penetapan                 :           Uji pH pada pupuk

Tujuan Penetapan                :          Untuk menentukan pH (derajat keasaman) yang terdapat pada pupuk TSP, pupuk urea dan pupuk ZA.

Dasar Prinsip                         :          Untuk menentukan pH larutan pupuk dengan menggunakan indikator universal. Pada penggunaaan indikator universal harus diperhatikan batas – batas pH yang dapat dibedakan.
Landasan Teori                      :


 
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.[1]

Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp[2](pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat)[3], dan ada pula yang merujuk pada katapotential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif"[4].

Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.

PUPUK

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik.[1] Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen sepertihormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.
Macam-macam pupuk
Dalam praktik sehari-hari, pupuk biasa dikelompok-kelompokkan untuk kemudahan pembahasan. Pembagian itu berdasarkan sumber bahan pembuatannya, bentuk fisiknya, atau berdasarkan kandungannya.
a.    Pupuk berdasarkan sumber bahan
Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk organik atau pupuk alami (misal pupuk kandang dan kompos) dan (2) pupuk kimia atau pupuk buatan. Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik sukar ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif.
b.    Pupuk berdasarkan bentuk fisik
Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman.
c.    Pupuk berdasarkan kandungannya
Terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk majemuk paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula pengelompokan yang disebut pupuk mikro, karena mengandung hara mikro (micronutrients). Beberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan efektivitas penyerapan hara yang diberikan.

Pupuk N P K




Pupuk NPK adalah termasuk jenis pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur hara yaitu N P dan K. NPK adalah kepanjangan dari N untuk Nitrogen, P untuk Phosfat dan K untuk Kalium. Banyak produsen pupuk yang memproduksi pupuk NPK dengan berbagai komposisi seperti Pupuk NPK Kujang dengan Komposisi 30:6:8
yang artinya di dalam kemasan pupuk NPK kujang mengandung 30% N, 6% P dan 8% K dan jika kita konversikan ke dalam kilogram, maka di dalam 100 Kg pupuk NPK Kujang terdapat 30 Kg "N", 6 Kg "P", dan 8 Kg "K".

Dan jika komposisi yang tertulis dalam kemasan pupuk NPK adalah, 16:17:18, maka dalam 100Kg Pupuk NPK tersebut mengandung 16 Kg "N", 17 Kg "P", dan 18 Kg "K". dan seterusnya. kita para petani hanya tinggal menghitungnya saja dan di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman kita.

Begitu juga dengan komposisi formulasi yang lain seperti NPK 15:15:15 ataupun 10:20:20, dan lain-lain. Namun agak sedikit berbeda dengan komposisi yang di miliki NPK Phonska, karna NPK Phonska menambahkan Unsur "S"(Sulfur) di dalam produknya dengan komposisi 15:15:15:10, dengan tambahan 10% "S" dalam kemasaannya.

Pupuk NPK menjadi pilihan alternatif para petani karena kandungan hara yang ada di dalamnya rata-rata telah sesuai dengan kebutuhan hara tanaman di wilayah indonesia. Selain itu dengan pupuk majemuk NPK para petani tidak repot mencampur  beberapa jenis pupuk sebelum melakukan pemupukan.

Meski pupuk NPK mengandung hara yang cukup dengan komposisinya, namun para petani terkadang miliki dosis yang berbeda dengan komposisi yang telah di sediakan oleh para produsen pupuk, sehingga pupuk tunggal masih sangat di perlukan keberadaanya.

memang tidak semua wilayah bisa di cukupi dengan komposisi NPK yang telah di sediakan, karna banyaknya metode pola tanam yang membutuhkan dosis dan komposisi pupuk yang berbeda seperti perbedaan lahan, varietas, jarak tanam dll.



PUPUK UREA

Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbonhidrogenoksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.

Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resinisoureacarbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme





PUPUK ZA

Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belandazwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4).

Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya sehingga hanya cocok digunakan padatanah alkalin. Dibandingkan pupuk lain (misal amonium nitrat), pupuk ini mengandung lebih sedikit kadar nitrogen sehingga mampu meningkatkan biaya pemupukan per massa nitrogen yang diberikan pada usaha pertanian.[1]

Pupuk ini bersama dengan pupuk berbahan dasar amonia lainnya telah dilarang penggunaannya di Pakistan dan Afghanistan karena mampu digunakan sebagai bahan pembuat bahan peledak.



Alat dan bahan                    :

Alat:

1. Tabung Reaksi

2. Spatula

3. Labu Semprot

Bahan:

1. Pupuk NPK

2. Pupuk Urea

3. Pupuk ZA

4. Air (aquades)

Cara Kerja                 :

1.   Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2.   Contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

3.   Dilarutkan dengan air dengan perbandingan contoh dan air ( 1:10 ). pH larutan atau suspensi di periksa dengan kertas pH atau pH meter



Hasil Pengamatan              :

·         pH pada sampel pupuk ZA             =          6

·         pH pada sampel pupuk NPK          =          6

·         pH pada sampel pupuk Urea         =          6




 Kesimpulan                       :

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pH sampel pupuk ZA, urea, NPK adalah 6.


Daftar Pustaka:
o   http://petani-kecil.blogspot.com/2013/06/pupuk-n-p-k.html